Pameran Wayang Lawas Karya Empu Gaya Klaten

                     Pengunjung melihat karya-karya wayang lawas karya Empu Klaten. (Gendhing Wibisono/ Budaya Indonesia)

INDONESIA BERBUDAYA-KLATEN - Meski diantara dua kota budaya, Solo dan Yogya. Klaten mempunyai keunikan tersendir dalam hal kesenian wayang kulit, terbukti banyak kolektor wayang kulit yang memburu karya Empu Klaten, terutama wayang kulit lawas atau kuni yang usianya sudah ratusan tahun.

Hal ini dikarenakan wayang kulit buatan Klaten memiliki ciri khas yang tidak ditemui di hasil kerajinan wayang dari daerah lain, terutama pada bentuk hingga raut wajah yang lebih berkarakter, "Banyak kolektor, seniman yang mengatakan wayang kulit dari Klaten lebih hidup karena memiliki anatomi wajah yang lebih proposional," kata Suluh Juniarsah selaku ketua panitia pameran dan ketua SMKC (Seniman Muda Klaten Club).

Hal itulah yang menjadikan wayang kulit khas Klaten menjadi buruan para kolektor dan dalang-dalang diluar Klaten, karena mempunyai keunikan dibanding dengan daerah Solo, Yogya, dan sekitarnya.

Kata Suluh, ciri khas itulah yang sampai saat ini susah ditiru oleh pembuat wayang dari daerah lain.

Tidak hanya pameran, SMKC (Seniman Muda Klaten Club) juga mengadakan sarasehan tentang wayang lawas gaya Klatenan. Acara tersebut terlaksana pada tanggal 11-12 September di Gedung Sunan Pandanaran, Klaten yang dihadiri oleh tiga narasumber, yakni Prof. Dr. Timbul Haryono M.Sc, Purbo Asmoro, S.Kar,. M.Hum, dan Dr. Bambang Suwarno, M.Hum.

Pameran dan Sarasehan ini mengangkat tema "Klaten Kota Wayang: Masa Lampau, Masa Kini, dan Masa Depan" dan sebagai dukungan perwujudan Kota Klaten sebagai kota Dalang. Kegiatan ini tergerak karena rasa kepedulian seniman muda Klaten dalam hal pelestarian warisan kebudayaan agar tidak punah, mengingat saat ini penatah atau pembuat wayang di Klaten mulai berkurang.


Comments

Post a Comment

Popular Posts